Malioboro; Representasi dan Identitas Kota Yogyakarta




Saturday, March 21, 2009
Sumber Gambar: anekatempatwisata.com


Oleh Jantan Putra Bangsa

Keunikan dari Malioboro adalah maraknya kehadiran pedagang kaki lima. Mulai dari ujung utara (Stasiun Tugu) hingga ujung selatan (Benteng Vrederburg). Sepanjang trotoar Malioboro dipenuhi pedagang kaki lima. Semula trotoar yang dibangun untuk kepentingan para pejalan kaki, saat ini telah berganti dengan adanya pedagang kaki lima, sehingga dapat dikatakan telah beralih fungsi.

Trotoar yang awalnya tampak begitu luas dianggap tidak efisien jika hanya digunakan untuk para pejalan kaki. Hal ini dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima untuk menjajakkan dagangannya di sepanjang trotoar Malioboro.

Perebutan tempat yang terjadi antara pejalan kaki dengan pedagang kaki lima pun tak terelakkan. Namun, hal ini tidak menjadi konflik. Malahan antara pejalan kaki dengan pedagang kaki lima terjadi hubungan timbal balik yang menguntungkan. Pejalan kaki bisa berjalan sambil melihat-lihat atau membeli dagangan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan membeli di toko. Sedangkan pedagang kaki lima dapat dengan leluasa menjajakkan dagangannya. Hal inilah yang menyebabkan Malioboro adalah representasi dan identitas bagi kota Yogyakarta.

0 comments:

Post a Comment

 

Aku

Powered by Blogger.

Jantan Putra Bangsa adalah seorang Pecinta Kampung, Kretek, Jamu, Rempah, Kopi dan Seluruh Kekayaan Alam Nusantara. Meluapkan kecintaannya itu melalui kata-kata, tulisan, dan kesenian. Bisa dihubungi melalui jejaring social Instagram @Jantanpb maupun melalui surat elektronik jantanmail@gmail.com

Copyright © 2015 • Jantan Putra Bangsa