Cerita dari wayang suket yang dapat mengadopsi cerita populer yang mudah dipahami oleh anak muda.
Brilio.net - Sejumlah permainan tradisional masih mampu bertahan seperti
halnya wayang suket di era sekarang. Wayang suket merupakan permainan
tradisional yang berupa tiruan dari wayang kulit yang terbuat dari rumput atau
dalam bahasa Jawa disebut suket.
"Sebagai anak muda Indonesia sebenarnya saya tertarik untuk mempelajari wayang suket ini, bentuk wayangnya yang unik dan pertunjukan yang mengasikkan membuat wayang suket masih menjadi permainan anak yang menyenangkan," ujar Santi, siswi SMAN 1 Yogyakarta, saat ditemui brilio.net di pementasan wayang suket di acara Jogja Japan Week, Sabtu (12/9).
Eksistensi dari wayang suket ini pun terbukti dengan mulai banyaknya pelatihan-pelatihan yang menjelaskan bagaimana membuat wayang suket sekaligus mementaskan wayang suket. Salah satu komunitas yang masih gencar untuk melestarikan wayang suket adalah Komunitas Wayang Benges yang beralamat di jalan Prapanca, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Komunitas Wayang Benges banyak melakukan pelatihan dan pementasan wayang suket di berbagai daerah.
"Namanya permainan anak, maka sebisa mungkin yang ikut bermain bersama anak-anak, bermain bersama anak-anak jadinya kita bikin pertunjukan untuk anak-anak dengan menggabungkan pantomim, tari, puisi, paduan suara dan tentunya wayang suket sendiri," jelas Jantan Putra Bangsa, manajer operasional dari Wayang Benges.

Tidak hanya di Indonesia beberapa kegiatan pementasan wayangsuket pun telah dilakukan di berbagai negara seperti Jepang dan Australia. Bahkan kedutaan besar Indonesia yang ada di Jepang pun sering melakukan pementasan wayang suket demi memperkenalkan salah satu permainan tradisional ini kepada masyarakat mancanegara. Cerita dari wayang suket yang dapat mengadopsi cerita populer yang mudah dipahami oleh anak muda membuat wayang suket dapat diterima dengan mudah oleh berbagai kalangan.
"Sebagai anak muda Indonesia sebenarnya saya tertarik untuk mempelajari wayang suket ini, bentuk wayangnya yang unik dan pertunjukan yang mengasikkan membuat wayang suket masih menjadi permainan anak yang menyenangkan," ujar Santi, siswi SMAN 1 Yogyakarta, saat ditemui brilio.net di pementasan wayang suket di acara Jogja Japan Week, Sabtu (12/9).
Eksistensi dari wayang suket ini pun terbukti dengan mulai banyaknya pelatihan-pelatihan yang menjelaskan bagaimana membuat wayang suket sekaligus mementaskan wayang suket. Salah satu komunitas yang masih gencar untuk melestarikan wayang suket adalah Komunitas Wayang Benges yang beralamat di jalan Prapanca, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Komunitas Wayang Benges banyak melakukan pelatihan dan pementasan wayang suket di berbagai daerah.
"Namanya permainan anak, maka sebisa mungkin yang ikut bermain bersama anak-anak, bermain bersama anak-anak jadinya kita bikin pertunjukan untuk anak-anak dengan menggabungkan pantomim, tari, puisi, paduan suara dan tentunya wayang suket sendiri," jelas Jantan Putra Bangsa, manajer operasional dari Wayang Benges.

Tidak hanya di Indonesia beberapa kegiatan pementasan wayangsuket pun telah dilakukan di berbagai negara seperti Jepang dan Australia. Bahkan kedutaan besar Indonesia yang ada di Jepang pun sering melakukan pementasan wayang suket demi memperkenalkan salah satu permainan tradisional ini kepada masyarakat mancanegara. Cerita dari wayang suket yang dapat mengadopsi cerita populer yang mudah dipahami oleh anak muda membuat wayang suket dapat diterima dengan mudah oleh berbagai kalangan.
"Sebenarnya tidak begitu sulit untuk memperkenalkan
wayang suket keanak muda, walaupun memang kebanyakan anak muda hanya sekedar
foto-foto aja tapi menurut saya suatu kemajuan kalau mereka kembali mengenal
wayang suket ini sehingga tetap kenal dengan budaya sendiri," tandas
Jantan Putra Bangsa.
Kecintaan terhadap mainan anak memang perlu kembali digalakkan kembali seperti halnya yang dilakukan komunitas Wayang Benges, sehingga kebudayaan Indonesia masih terjaga dan dikenal oleh anak-anak.
Cinta budaya Indonesia dari sekarang loh ya, jangan pas diklaim negara lain baru pada peduli.
Kecintaan terhadap mainan anak memang perlu kembali digalakkan kembali seperti halnya yang dilakukan komunitas Wayang Benges, sehingga kebudayaan Indonesia masih terjaga dan dikenal oleh anak-anak.
Cinta budaya Indonesia dari sekarang loh ya, jangan pas diklaim negara lain baru pada peduli.
0 comments:
Post a Comment