Pada akhir Maret, empat tahun silam, kawan-kawan sekolahku mengajak untuk melaksanakan reuni di pantai Depok, Yogyakarta. Tentu saja pilihan tempat dan waktu sudah diperhitungkan sedemikian rupa agar semua bisa ikut hadir. Aku pun mengiyakan ajakan itu, yang sebenarnya sudah dipersiapkan bersama beberapa minggu sebelumnya.
Hari yang dinanti pun tiba, semua berkumpul di depan sekolah kami, SLTP N 16 Yogyakarta. Sekolah yang dulu mempertemukan serta menjadikan kami bersama-sama menjalanai masa remaja selama tiga tahun dengan segala kenangan bersama sekolah itu.
Ingatanku menjerumus ke masa silam, di saat kami menjalani pelajaran demi pelajaran, hukuman demi hukuman, demi menimba ilmu dari guru-guru yang mengajar. Seolah ingin kembali ke masa-masa sekolah waktu itu.
Selama lebih dari setengah jam kami berada di depan sekolah menunggu kedatangan kawan-kawan. Namun, kenyataan memang tak semulus rencana. Hingga hari mulai sore, tidak banyak kawan yang datang. Artinya, tidak semua bisa ikut. Tapi tidak masalah, akhirnya kawan-kawan yang sudah berkumpul memutuskan untuk segera pergi ke Pantai Depok dan merayakan pertemuan yang langka ini. Perjalanan pun dimulai.
Setibanya di depan pintu gerbang Pantai, seorang kawan langsung mendekati petugas untuk memastikan bahwa kami semua bisa masuk. Setelah negosiasi kecil itu selesai, kami memarkirkan sepeda motor di tempat yang sudah disediakan. Angin semilir mulai terasa, beserta hawa dingin menyayat kulit menyambut kedatangan kami.
Tanpa banyak bicara, langsung menuju warung yang sebelumnya sudah dipesan. Sehingga yang punya warung sudah mempersiapkan masakan khas pantai selatan. Beberapa jenis ikan laut mulai dimasak, bau harumnya menyengat hidung hingga membuat beberapa kawan mengalami bersin.
Sedikit upacara formal membuka acara reuni waktu itu. kemudian semua saling bercerita. Tanpa ada yang jelas, semua ikut bicara semua ikut bercanda, dan semuanya tertawa. Seolah hari itu adalah hari paling bahagia dalam hidup.
Di tengah asyiknya mengobrol, datanglah makanan itu satu persatu beserta minumanya. Semua langsung melahapnya hingga hanya bersisa piring dan gelasnya saja. Semua kenyang, semua senang, semua senyum dan melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat terhenti karena menikmati makan.
Lantunan lagu beriring petikan gitar pun mewarnai peristiwa itu. segala hal terlupa karena peristiwa yang menyenangkan. Tak terasa, langit mulai gelap, dan tentu saja mendekati perpisahan yang tak diinginkan itu. semua bersiap untuk meninggalkan pantai dan kembali pada aktivitas masing-masing, dan tak kan tahu kapan lagi bisa bertemu.
Seolah semua mempunyai pikiran yang sama, semua merasa malas untuk bangkit dari tempat duduk. Tapi hal itu juga harus dilakukan. Semua bangkit, dengan langkah menyaruk pasir pantai, mulai meninggalkan pantai menuju kendaraanya masing-masing. Semua bersalaman, berpamitan, dan selamat tinggal semuanya.
Delapan orang tersisa dalam sekumpulan acara itu. Meninggalkan pantai dan menuju rumah. Namun, di tengah perjalanan, kami pun menyepakati untuk menunda waktu perpisahan dan menghabiskan hari itu hingga tengah malam di sebuah warung di pinggir kali Code. Kami pun segera berputar arah, dan menuju warung itu.
Sederetan warung berjejer, menyediakan segala macam jajanan ringan dan minuman. Dengan duduk, sembari memandang aliran kali Code, kami pun mengobrol hingga larut. Terkadang diiringi lantunan lagu dari beberapa pengamen. Malam itu terasa sangat indah. Dengan minum teh poci, serta menghisap berbatang-batang rokok, terdengar serta gemercik suara aliran air sungai, mengiringi kami menghabiskan malam.
Begitu melirik jam, ternyata malam sudah mencapai puncaknya. Dan kami bersiap untuk pulang. Sebelum semua bangkit, seorang kawan mengusulkan untuk menuju Tugu Yogyakarta, dan mengajak untuk berdiri di sana sejenak sebelum melakukan perpisahan itu. semua sepakat, dan segera berangkat.
Benar-benar alam sangat mengijinkan perjalanan malam itu. langit cerah, jalanan tidak terlalu ramai, dan tugu Jogja pun sendirian menantang langit. Segera menaruh kendaraan dan menuju Tugu yang sudah menunggu kedatangan kami.
Begitu inginnya kami berlama-lama di sana, hingga melakukan atraksi-atraksi yang aneh. Bersikap sedikit nyeleneh menjadi hiburan dan bahan tertawa bersama di Tugu. Hingga suara ayam Jantan berkokok, pertanda kami benar-benar memasuki pagi. Dengan senyum, bersalaman, dan pulang ke rumah masing-masing.
Sampai jumpa dan selamat menyongsong kenyataan hidup.
Hari yang dinanti pun tiba, semua berkumpul di depan sekolah kami, SLTP N 16 Yogyakarta. Sekolah yang dulu mempertemukan serta menjadikan kami bersama-sama menjalanai masa remaja selama tiga tahun dengan segala kenangan bersama sekolah itu.
Ingatanku menjerumus ke masa silam, di saat kami menjalani pelajaran demi pelajaran, hukuman demi hukuman, demi menimba ilmu dari guru-guru yang mengajar. Seolah ingin kembali ke masa-masa sekolah waktu itu.
Selama lebih dari setengah jam kami berada di depan sekolah menunggu kedatangan kawan-kawan. Namun, kenyataan memang tak semulus rencana. Hingga hari mulai sore, tidak banyak kawan yang datang. Artinya, tidak semua bisa ikut. Tapi tidak masalah, akhirnya kawan-kawan yang sudah berkumpul memutuskan untuk segera pergi ke Pantai Depok dan merayakan pertemuan yang langka ini. Perjalanan pun dimulai.
Setibanya di depan pintu gerbang Pantai, seorang kawan langsung mendekati petugas untuk memastikan bahwa kami semua bisa masuk. Setelah negosiasi kecil itu selesai, kami memarkirkan sepeda motor di tempat yang sudah disediakan. Angin semilir mulai terasa, beserta hawa dingin menyayat kulit menyambut kedatangan kami.
Tanpa banyak bicara, langsung menuju warung yang sebelumnya sudah dipesan. Sehingga yang punya warung sudah mempersiapkan masakan khas pantai selatan. Beberapa jenis ikan laut mulai dimasak, bau harumnya menyengat hidung hingga membuat beberapa kawan mengalami bersin.
Sedikit upacara formal membuka acara reuni waktu itu. kemudian semua saling bercerita. Tanpa ada yang jelas, semua ikut bicara semua ikut bercanda, dan semuanya tertawa. Seolah hari itu adalah hari paling bahagia dalam hidup.
Di tengah asyiknya mengobrol, datanglah makanan itu satu persatu beserta minumanya. Semua langsung melahapnya hingga hanya bersisa piring dan gelasnya saja. Semua kenyang, semua senang, semua senyum dan melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat terhenti karena menikmati makan.
Lantunan lagu beriring petikan gitar pun mewarnai peristiwa itu. segala hal terlupa karena peristiwa yang menyenangkan. Tak terasa, langit mulai gelap, dan tentu saja mendekati perpisahan yang tak diinginkan itu. semua bersiap untuk meninggalkan pantai dan kembali pada aktivitas masing-masing, dan tak kan tahu kapan lagi bisa bertemu.
Seolah semua mempunyai pikiran yang sama, semua merasa malas untuk bangkit dari tempat duduk. Tapi hal itu juga harus dilakukan. Semua bangkit, dengan langkah menyaruk pasir pantai, mulai meninggalkan pantai menuju kendaraanya masing-masing. Semua bersalaman, berpamitan, dan selamat tinggal semuanya.
***
Delapan orang tersisa dalam sekumpulan acara itu. Meninggalkan pantai dan menuju rumah. Namun, di tengah perjalanan, kami pun menyepakati untuk menunda waktu perpisahan dan menghabiskan hari itu hingga tengah malam di sebuah warung di pinggir kali Code. Kami pun segera berputar arah, dan menuju warung itu.
Sederetan warung berjejer, menyediakan segala macam jajanan ringan dan minuman. Dengan duduk, sembari memandang aliran kali Code, kami pun mengobrol hingga larut. Terkadang diiringi lantunan lagu dari beberapa pengamen. Malam itu terasa sangat indah. Dengan minum teh poci, serta menghisap berbatang-batang rokok, terdengar serta gemercik suara aliran air sungai, mengiringi kami menghabiskan malam.
Begitu melirik jam, ternyata malam sudah mencapai puncaknya. Dan kami bersiap untuk pulang. Sebelum semua bangkit, seorang kawan mengusulkan untuk menuju Tugu Yogyakarta, dan mengajak untuk berdiri di sana sejenak sebelum melakukan perpisahan itu. semua sepakat, dan segera berangkat.
Benar-benar alam sangat mengijinkan perjalanan malam itu. langit cerah, jalanan tidak terlalu ramai, dan tugu Jogja pun sendirian menantang langit. Segera menaruh kendaraan dan menuju Tugu yang sudah menunggu kedatangan kami.
Begitu inginnya kami berlama-lama di sana, hingga melakukan atraksi-atraksi yang aneh. Bersikap sedikit nyeleneh menjadi hiburan dan bahan tertawa bersama di Tugu. Hingga suara ayam Jantan berkokok, pertanda kami benar-benar memasuki pagi. Dengan senyum, bersalaman, dan pulang ke rumah masing-masing.
Sampai jumpa dan selamat menyongsong kenyataan hidup.
http://blogsite69.blogspot.com/2012/01/semarak-4-tahun-hn-community.html
ReplyDeletehttp://indralay.blogspot.com/2012/01/semarak-4-tahun-hn-community.html
kunjugan balik ditunggu..
backlink juga... :)
oke mas Jaka. nanti saya berkunjung
ReplyDelete